Seorang pengacara divonis penjara selama 10 tahun dengan tuduhan yang tidak jelas dan tanpa bukti kuat. Keberadaannya di penjara telah banyak menghancurkan hidupnya, termasuk rumah tangganya. Malcolm Banister bermaksud untuk melakukan sesuatu untuk membalas dendam pada pemerintah yang telah membuatnya begitu terpuruk. Ia masuk ke dalam rencana liciknya melalui informasi yang ia dapatkan selama ia membantu teman-temannya di penjara untuk mengajukan mosi banding dan meringankan hukuman. Malcolm bekerjasama dengan narapidana lainnya untuk memuluskan rencana itu.
Rencana Malcolm mulai berjalan ketika pemerintah direpotkandengan kasus pembunuhan Hakim Raymond Fawcett dan sekretarisnya dalam kabin pribadinya yang terpencil di daerah Ronaoke. Tidak ada petunjuk apapun akan motif dan siapa yang melakukannya. Malcolm mengambil kesempatan atas berbagai informasi yang diperolehnya dan meminta kepala penjara untuk menyampaikan pada FBI bahwa ia tahu siapa pelakunya. FBI yang benar-benar kalang kabut dengan informasi yang sangat tipis mengambil langkah yang dianggap tidak beresiko dengan mencoba menemui Malcolm Banister dan berbicara. Malcolm menginginkan kesepakatan. Ia akan bicara asalkan ia mendapat apa yang dia mau. Bebas.
Dengan berbagai pertimbangan, FBI menyetujui permintaan Malcolm dan memasukkan Malcolm pada program perlindungan saksi. Mengubah bentuk fisiknya dan memberi identitas baru pada Malcolm. Malcolm buka suara dan mengatakan bahwa seseorang bernama Quinn Rucker adalah pembunuh sang hakim. Malcolm berkata ia bukan saksi yang melihat saat kejadian. Jelas, karena saat kejadian Malcolm berada di dalam selnya. Ia katakan bahwa hal ini sangat akurat karena selama di penjara ia dan Rucker sangat dekat dan Rucker selalu bercerita tentang rencananya membunuh Hakim Fawcett atas motif balas dendam. Rucker kabur dari penjara sekitar beberapa bulan sebelum kejadian dan ada saksi yang melihatnya berada di daerah Roanoke satu hari setelah mayat Hakim Fawcett ditemukan. Malcolm meminta identitasnya benar-benar dirahasiakan agar orang-orang Rucker tidak mencarinya. Rucker adalah orang yang berbahaya.
Setelah Malcolm mendapat identitas baru, ia dipanggil Max. Max Reed Baldwin. Ia memilih Florida sebagai tempat tinggalnya yang baru dan mendapat hadiah sebesar 150.000 dolar atas jasanya. Tentu, Rucker berhasil dibekuk oleh FBI dan diinterogasi sampai semua orang kelelahan. Dalam interogasinya, Rucker bertingkah gila. Entah karena dia kelelahan atau di mendapat pengaruh alkohol. Jawabannya meracau. Kadang ia mengaku dan sesaat kemudian menarik kembali pengakuannya. Ia meminta pengacara tetapi tidak pernah disebutkannya secara gamblang.
Max Baldwin yang telah kehilangan rumah tangganya rupanya telah menjalin hubungan dengan seseorang yang ia lihat di penjara. Vanessa Young. Ia adalah kakak dari salah seorang narapidana. Keduanya saling tertarik dan bertukar surat sampai akhirnya mereka bisa bertemu langsung di luar penjara meskipun wajahnya sudah bukan wajah Malcolm yang diketahui Vanessa. Vanessa menjadi partner yang hebat dalam menjalankan rencana Max.
Rencana Max masih panjang. Dengan tipu dayanya, ia keluar dari program perlindungan saksi dengan alasan pemerinth tidak becus mengawasinya hingga anak buah Quinn Rucker berhasil mengorek informasi tentangnya di Florida. Bahkan ia tidak tahu apakah bakal berhasil tetapi ia tetap menjalankannya karena ia telah mendapatkan imunitas. Imunitas ini didapatkan dari pertemuannya dengan FBI yang mengatakan bahwa ia telah salah memberikan informasi dan Rucker bukanlah pembunuh sang hakim. Sebelumnya Max telah menghubungi beberapa orang termasuk seorang detektif swasta untuk menemukan Nathan Cooley, pembunuh yang sebenarnya. Max mengenal Nathan di penjara dan Nathan berhasil bebas terlebih dahulu. Bebas bersyarat. Max menemui Nathan dengan kedok sebagai produser film dokumenter yang membutuhkan bantuan Nathan untuk menyelesaikan proyek film terbarunya. Film tentang pemerintah yang telah membabi buta menangkap dan membunuh para tersangka kasus narkoba. Singkatnya Nathan tergiur dan mulai menggarap filmnya bersama Max sampai ia sadar ia telah tertipu ketika ia tanpa sadar berada di penjara Jamaika. Max mengajak Nathan untuk berlibur ke Miami dengan jet pribadi tetapi sebenarnya tujuan mereka adalah Jamaika. Nathan dibuat mabuk dengan menyuruhnya meminum berbotol-botol alkohol sampai ia pingsan. Setibanya di Jamaika, Max menyelipkan paspor palsu pada saku celana Nathan, empat kilogram kokain, dan sebuah pistol. Praktis, saat pengecekan, Nathan yang pingsan dibawa ke rumah sakit terdekat dan setelah sadar diberitahu bahwa ia akan segera dipindahkan ke penjara.
Nathan belum sadar bahwa ia telah ditipu. Max menemuinya dan meminta maaf atas segala kekacauan ini. Ia berkata bahwa polisi Jamaika membutuhkan uang setidaknya setengah juta dolar sebagai jaminan agar Nathan bisa keluar. Kokain dan pistol adalah akal-akalan polisi Jamaika, ungkap Max, berbohong. Nathan mengerti dan ia meminta Max melakukan apapun untuk membebaskannya dari sana. Nathan benar-benar kepayahan. Ia menjadi target teman-teman satu selnya yang seluruhnya kulit hitam, digilir untuk dipukuli. Max bilang ia tidak punya uang sebanyak itu dan tidak tahu bagaimana cara mendapatkannya. Nathan akhirnya membuka mulut dan mengatakan bahwa ia punya banyak uang yang disimpannya dalam gudang di belakang rumahnya. Di dalam peti berwarna perka, di dalam kotak cerutu dari kayu. Emas. 570 batang mini. Setara dengan delapan juta dolar.
Nathan terkena jebakan. Max memang mengincar harta itu sejak awal tetapi ia tidak tahu bagaimana mengambilnya. Nathan menyuruhnya pulang ke Amerika untuk mengambil emas itu dan menukarkannya dengan sejumlah uang untuk membebaskan Nathan. Max setuju. Ia kembali ke Amerika tetapi tidak akan pernah kembali ke Jamaika. Di rumah Nathan, Vanessa telah mencari-cari ke sana kemari tempat harta disembunyikan dan tidak dapat menemukannya sampai Max meneleponnya dan mengatakan di mana emas itu berada. Vanessa berhasil menemukannya dan membawanya masuk ke dalam truk pick-up milik Nathan dan segera pergi dari sana.
Max telah mendapat imunitas. Seharusnya ia tak perlu khawatir. Tapi ia tetap berhati-hati. Dengan pengakuannya bahwa Rucker bukanlah pembunuh, kemudian Rucker dibebaskan. Ini juga atas permintaan Max berdasarkan Rule 35. Setelah bebas, Rucker dan Max bertemu, bersama Dee Ray, adik Rucker, dan Vanessa Young. Mereka pergi bersama ke Antigua. Setelah sebelumnya emas-emas itu dikirimkan melalui paket ke rumah Max di sana. Dee Ray mendapat 57 keping emas atas bantuannya ditambah bonus 20 keping. Sisanya, mereka bagi sama rata. Max telah bebas. Ia juga berhasil membalas dendam, mempermainkan pemerintah.
コメント