Outliers (Malcolm Gladwell)

Sukses.

Merupakan sebuah kata yang menunjukkan pencapaian akan keberhasilan dalam hidup. Atau, menjadi orang yang tidak sekadar berhasil, tetapi menjadi yang terdepan di bidangnya dan menjadi punggawa-punggawa yang membebaskan zaman dari ketertinggalan, atau sekedar menjadi orang terkaya sejagad raya.

Definisi sukses bagi setiap orang memang berbeda, tetapi intinya semua orang ingin sukses. Well, yang dibahas dalam buku ini adalah kisah-kisah tak terungkap dari jalan hidup orang-orang "sukses", di mana banyak sekali faktor pendukung untuk membawa mereka kesana.

Satu.

Kapan seseorang dilahirkan. Hal ini yang kemudian menentukan di periode dunia seperti apakah dia hidup pada usia tertentu. Ini menjadi petunjuk bahwa orang sukses memang sudah ditakdirkan dan diberi kesempatan sedemikian rupa. Selanjutnya tergantung bagaimana seseorang itu menjemput kesuksesannya. Salah satu contohnya adalah Bill Gates. Ia adalah salah satu orang terkaya di dunia! Bill Gates adalah pemilik MICROSOFT. Ia dilahirkan di tahun 1955. Di tahun '70an, sedang gencar-gencarnya komputer menjadi tren. Saat itulah usia Bill Gates sangat ideal untuk berkembang dan mengembangkan passion-nya di dunia komputer. Tidak hanya itu, selama sekolah, ia bersekolah di sekolah elit yang mengizinkan siswanya untuk bebas mengakses komputer. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh Bill Gates untuk programming. Setiap pulang sekolah ia juga memiliki akses terhadap komputer di kantor yangg dimiliki oleh keluarga dari teman sekolahnya. Jadi, hampir sehari penuh setiap hari Bill Gates berkutat dengan komputer. Dari kesempatan yang dimilikinya ini, ia berhasil mengotak-atik komputer hingga dapat menciptakan berbagai program yang dipelajarinya secara otodidak. Saat kuliah pun, Bill Gates mengikuti magang di tempat yang butuh programmer karena saat itu IT sedang hits dan belum banyak orang yang mendalami. Walhasil, akhirnya ia mendirikan MICROSOFT bersama beberapa temannya.

Selain Bill Gates, ada juga fakta menarik dari pemain-pemain hoki Kanada. Singkat cerita, mayoritas pemain bintangnya adalah mereka yang dilahirkan di bulan Januari-Maret. Jadi, agar dapat masuk klub hoki minimum usianya adalah 11 tahun di tanggal 1 Januari. Secara logika, anak-anak yang lahirnya di awal tahun adalah anak yang paling tua di kelasnya. Hal ini sangat erat hubungannya dengan faktor nomor: Dua.

Faktor kedua adalah 10.000 jam.

Faktor sepuluh ribu jam maksudnya seseorang akan menjadi ahli di bidang yang ia tekuni setidaknya dalam10.000 jam kehidupannya. Jadi kalau kita mau menjadi penyanyi yang hebat berarti setidaknya kita sudah pernah bernyanyi selama 10.000 jam. Terkait pemain hoki tadi, apabila seseorang lebih tua di kelasnya, berarti dia memiliki jam terbang lebih banyak. Maksudnya, dia lebih banyak bermain. Hal ini juga ada kaitannya dengan cerita Bill Gates tadi. Ia menjadi ahli di bidang IT karena dari kecil sudah berkutt dengan komputer, ditambah kesempatannya itu, di usia emasnya sangat pas pada saat dibutuhkan ahli IT.

Tiga.

Kecerdasan

Seseorang bernama Chris Langan adalah seorang yang sangat cerdas, mungkin mengalahkan Albert Einstein. Hanya saja merke memiliki nasib yang tidak sama. Dia hidup dari keluarga miskin dan tanpa kasih sayang. Ia sangat sadar atas kecerdasannya dan sangat optimis untuk menjadi orang yang sukses. Tetapi, semua itu hanya angan. Ia tidak tahu bagaimana cara menghadapi orang-orang yang tidak secerdas dirinya. Ia tidak duka bangku sekolah dan kuliah karena menurutnya sistemnya tidak tepat. Dia memprotes dosen, tapi malah dia yang akhirnya disalahkan. Singkatnya, ia berhenti kuliah. Meskipun demikian kecerdasannya tidak hilang. Chris Langan tetap mencintai ilmu pengetahuan. Ia berhasil menulis Banyak hal dari hasil kontemplasi dan membacanya. Andaikan saja ia memiliki gelar, tulisannya akan menjadi jurnal ilmiah, sayangnya nasibnya tidak demikian. Namun Chris Langan tetap bahagia dan tidak menyesal. Hanya saja ia tidak dapat membagikan kecerdasannya seperti para akademisi.

Empat.

"Orang Asia Pandai dalam Matematika"

Yang dimaksud dengan orang Asia di sini, khususnya Cina, Hongkong, Taiwan, dan Singapura. Hal ini akan dijabarkan melalui aspek psikologi sosial. Singkatnya, orang Asia menjadi seperti sekarang, dari dulu sampai masa yang tidak ditentukan akan tetap demikian, karena warisan budaya, secara sosial maupun psikologi. Sosial dalam arti gaya hidup dan bahasa, sedangkan psikologi dengan sifat pantang menyerah dan terbiasa bekerja keras

Jika kita disuruh menghafal angka berikut: 3, 10, 4, 0, 5, 9, 8, 4, 7 dalam 10 detik, mungkin mudah, tetapi akan cepat lupa. Sebagai orng Indonesia, demikian juga orang Barat pasti akan mudah lupa. Ternyata ini berkaitan dengan penyebutan angka yang cukup panjang, 4: empat: four, ada dua suku kata. Sedangkan di bahasahanya  satu suku kata! Mereka lebih cepat menghafal dan tahan lama ingatannya karena hanya butuh waktu lebih sedikit untuk mengucap angka-angka. Ini, sedikit banyak menjawab kenapa matematika sungguh tidak menyenangkan bagi orang-orang Barat: lebih panjang pengucapannya.

Masih ada yang hal lain, seperti fakta bahwa orang Asia itu gigih, tidak mudah menyerah, dan tahan (terbiasa) kerja keras. Leluhut orang Asia, merupakan petani handal! Mereka menyerahkan segalanya untuk bertani, berangkat dari sebelum subuh, sampai matahari terbenam. Mereka juga tidak membiarkan sawah mereka terlalu lama menganggur. Mereka dapat memanen 2-3 kali setiap tahunnya. Bahkan, di musim dingin mereka tidak berhibernasi seperti orang Barat. Justru mereka mempersiapkan diri untuk masa tanam di akhir musim dingin Semangat dan kegigihan ini ditunjukkan oleh pelajar Asia yang tidak mudah menyerah menghadapi soal-soal rumit maupun puzzle. Mereka sabar, tekun, dan penasaran! Sedangkan, orang Barat akan menyerah lebih cepat. Dari penelitian, orang Asia setidaknya bertahan 40% lebih lama.

*****

Last but not least, saya sendiri menyimpulkan kesuksesan seseorang terletak pada kesempatannya untuk meraih hal yang diinginkan, baik itu dari segi waktu, lingkungan, bahasa, dan lain-lain. Tidak dipungkiri bahwa usaha yang keras juga menjadi salah satu faktor. Dengan demikian kita harus pintar dalam membaca situasi dan kesempatan sehingga dapat memanfaatkan apa yang kita dapat dan punyai untuk meraih kesuksesan, Jangan sampai apa yang kita lakukan adalah sebuah kesiaan meskipun banyak hikmah yang dapat diambil.