Setelah malam ini, kehidupan keluarga Lohman tidak akan sama lagi.
Siapa tak kenal Serge Lohman. Ia adalah kandidat kuat dalam pemilihan Perdana Menteri Belanda sekitar tujuh bulan ke depan. Namun, setelah pertemuan malam ini tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi.
Paul Lohman, sang adik, ketar-ketir dengan bayang-bayang hancurnya keluarga. Keluarga yang tidak bahagia. Bukan hubungannya dengan kakaknya, melainkan keluarga kecilnya, bersama Claire dan Michel. Ia takut hidupnya akan berubah sama sekali. Meskipun ia tahu sesuatu pasti akan berubah. Ke arah mana? Itu yang akan dicari tahu.
Pertemuan malam itu dihadiri empat pasang mata. Serge dan Babette istrinya, serta Paul dan istrinya, Claire. Mereka sedang membicarakan masa depan. Masa depan akan semua hal. Pencalonan, anak-anak, perkawinan, karir, entahlah. Pertemuan itu akan menjadi makan malam terlama dan tidak nyaman. Bayangkan saja, harga mahal, piring setengah kosong, es krim yang mencair, celotehan manajer soal asal bahan-bahan menu yang disajikan, dan topik pembicaraan yang ingin diabaikan. Mungkin akan menjadi makan malam terakhir mereka bersama.
Michel Lohman, Rick Lohman, dan Beau alias Faso. Rick dan Beau adalah putra Serge, dengan kenyataan bahwa Beau adalah anak angkatnya dari Burkina Faso. Sedang, Michel adalah putra Paul.
Beberapa minggu sebelum makan malam itu, Michel dan Rick tertangkap kamera pengawas di sebuah ATM antara sekolah dan rumah mereka. Itu menjadi berita yang cukup heboh di mana mereka tampak sedang menyiksa seorang yang tidak terlihat di kamera dengan melemparinya barang-barang dan berakhir dengan ledakan dari uap jeriken minyak yang kosong. Orang yang mereka siksa, seorang gelandangan wanita, mati seketika. Sebenarnya tidak ada seorang pun yang mencurigai kedua bocah itu selain ciri-ciri topi rajut dan sepatu tenis putih yang dikenakan Michel. Tapi belum ada laporan. Namun, sebagai orangtua, Paul menyadarinya. Dan singkatnya pertemuan malam itu terjadi. Membahas anak-anak mereka. Yang dapat memengaruhi segalanya.
Paul tidak bekerja. Bukan apa-apa. Dia tidak mampu. Dia tidak sehat secara mental dan hanya Claire yang mengetahuinya. Puncaknya, tepatnya momen ketika akhirnya ia harus berhenti dari pekerjaannya, adalah saat ia mengajar sebuah sekolah. Mengajar sejarah. Ia terlalu tertekan dengan banyak hal, seperti kerinduannya pada Michel yang baru berusia tiga tahun tapi harus berpisah jarak dari ayahnya. Paul mulai menunjukkan keanehan dengan menyampaikan hal-hal yang tidak pantas bagi muridnya, seperti korban PD II yang tidak semuanya tidak bersalah serta memberi nilai tiga pada salah seorang anak dan mengatakan bahwa ia bodoh. Seharusnya bukan begitu. Kepala sekolah memanggilnya baik-baik, sangat sabar, dan ia tahu apa yang dibutuhkan Paul. Seorang psikiater. Paul setuju. Ia pun diberi obat-obatan dan tidak dapat bekerja tanpa izin psikiaternya.
Ini pun berlanjut. Paul seringkali sengaja tidak mengonsumsi obatnya. Claire tahu, tapi ia membiarkannya. Kasus berlanjut ketika Paul memukul Serge dengan panci, memukul Kepala Sekolah Michel hingga dilarikan ke rumah sakit, dan mengancam seorang pemilik Toko. Di depan Michel.
Ternyata, penyakit Paul menurun ke Michel. Meskipun ini bukan penyakit warisan. Tetapi ada kondisi genetik tertentu yang memiliki potensi penurunan penyakit tersebut. Paul tidak sadar sampai akhirnya ia melihat video di ponsel Michel.
Michel merekam kejadian di ATM malam itu. Terdengar suaranya bergantian dengan Rick. Michel terdengar mendominasi dan memerintah. Padahal, Michel adalah seorang remaja enam belas tahun yang cenderung pendiam, tidak pernah membolos, dan tidak menonjol di sekolah. Ia dikenal sebagai anak baik-baik. Bahkan ia tidak merokok ataupun memakai narkoba. Alkohol jarang-jarang diminumnya. Ia juga tak memiliki pacar. Hanya beberapa teman-teman. Tapi, dia bukam anak yang anti sosial. Hanya, biasa saja. Ternyata masih ada video lain. Michel dan Rick. Kali ini bersama Beau. Di sebuah stasiun, mereka menyiksa seorang pria yang menurut Paul pantas untuk disiksa, setidaknya daripada wanita yang terbunuh di ATM.
Namun, kejadian di ATM itu sudah dibicarakan pada malam yang sama setelah Paul melihat rekaman kamera pengawas pertama kali di televisi. Ia langsung ke kamar anaknya dan menanyainya. Michel pun mengakui tetapi dia bersumpah tidak berniat untuk melakukannya. Hanya semacam keinginan untuk mengusir seseorang yang menghalanginya dari mengambil uang di ATM. Saat itu Paul membela anaknya. Tidak menyalahkan. Sampai ia melihat video di ponsel Michel dan mulai berpikir lain.
Berbeda dengan Claire, yang berpura-pura tidak tahu apa-apa, padahal Michel langsung meneleponnya di malam kejadian. Claire berusaha sebaik mungkin agar anaknya tidak dicurigai.
Michel menjalani hari-harinya dengan normal. Berbeda dengan Rick yang selalu dihantui rasa bersalah. Ini yang membuat Serge dan Paul harus bicara. Serge sudah memutuskan, secara sepihak, apa yang akan dilakukannya, tapi dia baru akan menyampaikannya seusai makan malam.
Tidak sengaja, artinya, dengan tidak hati-hati, sedang tidak fokus barangkali, Paul membawa ponsel Michel. Ada di dalam saku jasnya. Ada telefon dan ia mengangkatnya di luar restoran. Michel menelfon dari rumah. Singkatnya, Michel membutuhkan ponsel itu dan bemaksud mengambilnya. Paul menunggu di luar, memastikan tidak ada yang tahu soal ini. Selama menunggu, ia membuka ponsel Michel, lagi, yang menurutnya tidak baik untuk hubungan ayah-anak, katena harus ada privasi. Tapi dorongan besar membuatnya membuka ponsel itu dan melihat isinya. Ada pesan dari Claire yang intinya mengatakan bahwa ayahnya belum tahu apa-apa soal ini. Ada juga telfon dari Faso. Dan video.
Saat Michel datang, mereka berbincang sedikit. Paul mengaku bahwa ia telah membuka ponsel anaknya. Video dan pesan. Michel sedikit terganggu dan beranjak pergi. Paul menanyai, dengan nada sedikit tinggi, mengapa ia mengunggahnya ke Youtube? Video itu. Dengan judul Men in Black III. Belakangan, Paul menemukannya di Youtube saat mencoba memeriksa secara detail apakah identitas anaknya sudah terbongkar. Michel berkata bahwa bukan dia yang mengunggahnya. Bukan juga Rick. Tapi Beau. Dia menginginkan skuter. 300 Gulden.
Beau memang tidak terlibat dalam kejadian malam itu di ATM, tapi ia melihatnya. Dengan video yang direkam dari ponsel Michel, yang dikirim ke Rick dan ditonton bersamanya, ia berpikir untuk mengunggah dan memeras saudara-saudaranya. Dan malam ini, saat Paul dan Serge makan malam, Michel, Rick, dan Beau sepakat untuk bertemu. Tidak ada yang tahu di mana.
Rencana Serge membuat Babette terpukul. Babette menangis sepanjang perjalanan ke restoran. Pasalnya, Serge akan mengundurkan diri dari pencalonan. Akan diumumkan besok, melalui konferensi pers. Di kafe biasa di seberang. Paul dan Claire terkejut. Babette marah dan meminta bantuan Claire untuk menggagalkan rencana Serge. Ini yang terbaik untuk kita semua, ungkap Serge. Sebagai bentuk tanggungjawab dan upaya mendidik anak-anak mereka. Babette tidak setuju karena Rick sudah mendapat tekanan yang cukup besar dengan populernya sang ayah dan kini dia akan menjadi semakin populer dengan mengundurkan diri karena kasus anaknya.
Serge sudah bulat. Makan malam berakhir. Ia pergi ke kafe yang dimaksud. Tidak jauh. Claire dan Paul berbicara. "Kita harus menghentikannya," ujar Claire. Ia berharap Paul memukul Serge, mencederainya sehingga ia tidak akan berani tampil dengan wajah luka-luka di hadapan publik. Mereka membicarakan soal penyakit itu. Mereka saling terbuka soal kasus anak mereka dan terus berusaha agar kemungkinan anak mereka akan tertangkap kecil, bahkan nol. Paul setuju dengan ide mencederai kakaknya tapi ia tak dapat melakukannya. Tidak dengan riwayatnya. Serge sudah pernah ia pukul. Dan beberapa orang lain. Ini justru akan membahayakan Paul.
Claire pun keluar dari restoran. Menuju kafe. Paul tinggal lebih lama, menyadari bahwa ponsel Babette tertinggal dan ada pesan. Dari Beau. Ia membukanya. Lalu berjalan pelan keluar restoran dan mendengar suara siren ambulan datang. Ambulan itu mengarah ke kafe. Paul sudah menduga apa yang terjadi tapi ia tidak segera menuju ke sana. Ponsel Babette ia buang ke sungai kecil dekat restoran. Ia berjalan perlahan dan melihat seseorang, yang pastinya Serge dibawa keluar dengan tandu, diiringi istrinya. Di belakang, terlihat Claire dikawal dua orang polisi, tanpa borgol, menuju mobil polisi. Rupanya Claire memukul kepala Serge dengan botol Wine. Paul ingin segera menghampiri istrinya tapi Claire memberi isyarat agar Paul pulang ke rumah. Ia mengerti.
Paul tiba di rumah. Ia mengecek sebuah dokumen yang mengindikasikan apakah Michel memiliki kelainan yang sama dengannya. Dokumen pemeriksaan kehamilan. Ia baru sadar bahwa Claire telah mengetahuinya selama ini tanpa memberitahunya. Lagipula Paul tidak pernah peduli sebelumnya. Ia memeriksa telefon, menghapus pesan suara yang pura-pura ditujukan pada Michel oleh istrinya saat di restoran. Michel tidak ada di rumah. Paul dan Claire tahu itu. Sesaat kemudian Michel datang dan menanyakan di mana ibunya. Paul berkata bahwa ibunya akan pulang sedikit terlambat. Michel tiba dengan tangan bernoda darah kering. Ia berkata bahwa ia telah menemui Beau. Tanpa bercerita, Paul tahu apa yang dilakukan putranya.
"Dad, kau melakukannya lagi. Kau tertawa. Kau juga tertawa saat pertama kali aku menceritakan kejadian di ATM. Dad sayang."
Serge tidak mengundurkan diri. Tapi kemudian ia kalah dalam pemilihan.
Beau dilaporkan hilang. Banyak yang berspekulasi. Seperti anak yang tidak tau berterimakasih, anak nakal, anak yang rindu keluarga aslinya sehingga ia pulang ke Burkina Faso, tapi tidak ada yang berpikir kejadian buruk menimpanya. Tidak ada yang berpikir ia tak pernah bahagia hidup bersama keluarga Lohman. Ponsel Babette tidak ditemukan. Ponsel yang berisi pesan terakhir Beau. "Mama, apapun yang terjadi, aku ingin Mama tahu aku sayang Mama."
コメント